Sesion 1
Bertekad Mencapai Sukses
1. Sukses:
apakah orang kristiani dipanggil untuk menjadi sukses. Jawabannya antara ya dan tidak. Baca misalnya
Lukas 9:25. Namun Yesus juga ingin kita sukses. Ingat tentang talenta yang dikembangkan. Seorang teolog mengatakan (Pater
Y. Congar, OP) ”Kabar Injil adalah juga untuk sukses duniawi pula”. Protestan
sangat yakin dengan kesuksesan. Maka dikembangkan teologi berkat, lebih dari
teologi salib.
2. Apa itu sukses:
a. Bila kita berhasil mencapai tujuan:
misalnya seorang siswa, insinyur, pedagang. Tujuan itu entahkan bersiat materi
atau non materi
b. Tujuan Kristiani: Persatuan yang sempurna
dengan Kristus. (Kol 3:9-11; Ef 4:13; Gal 2:20P
c. Bersatu dengan Kristus: kalau ciri-ciri
Kristus semakin berwujud dalam diri kita. Dalam dunia tetapi tidak dari dunia
ini; serta salib dan kebangkitan
3. Dalam dunia tetapi tidak dari dunia ini
a. Berpola pada Kristus: di dunia tetapi
tidak dalam dunia ini. Hidup dan berkarya selama 30 tahun namun tetap
mengutamakan Bapa (Yoh 4:34)
b. Memasrahkan diri kepada Allah, sekaligus
mencurahkan segala tenaga demi
pelaksanaan tugas kita masing-masing di dalam dunia ini
4. Panggilan Allah – di dalam Dunia – dalam
rangka hidup sukses sebagai orang Kristen
a. Tidak mencari kenikmatan dan keuntungan
bagi diri sendiri saja (penyerahan diri)
b. Caranya: tidak hanya rajin berdoa tetapi kita perlu juga mengembangkan bakat-bakat
kita; kita juga perlu melakukan apa yang menjadi kewajiban-kewajiban kita
c. Contoh: seorang dokter dikatakan sukses
bukan hanya karena ia menjadi kaya (materi) teapi karena ia bisa menyembuhkan
orang atau berhasil membantu orang sakit (non materi)
5. Rahmat Allah dan Usaha kita
a. Kita tidak sombong bahwa kesuksesan adalah
usaha kita semata-mata. Bahkan Roh Kudus (rahmat Allah) yang lebih dahulu
membuat kita menjadi sukses. Ingat para rasul.
b. Ignatius Loyola: ”Bekerjalah seakan-akan
seluruh hasil tergantung hanya dari usahamu sendiri saja – dan sekaligus
percayalah engan sepenuh-penuhnya kepada Allah, seakan-akan seluruh hasil mellu
tergantung dari Allah saja.”
6. Salib dan kebangkitan
a. Telogi ini tidak dipisahkan: melalui salib
menuju kebangkitan mulia. Berakit-rakit ke hul, berenang ke tepian
b. Salib dalam hidup kita tidak melulu berwujud
kesulitan dan penderitaan yang kita
alami, tetapi juga kelemahan yang kita miliki dan juga dosa-dosa kita. Inilah
yang membedakan kita dengan Kristus.
c. Kristus disalibkan bukan karena Ia malas
mengajar atau karena Ia bersalah, melainkan karena Ia mencurahkan segala tenaganya
dalam tugas pelayananNya.
d. Kesuksesan kita adalah daya tahan dalam kesulitan
serta penderitaan dan perjuangan kita untuk mengatasi berbagai macam kelemahan
yang kita miliki
7. Bertanggungjawab atas sukses
a. Kita adalah orang sukses namun kita perk
bertanggungjawab atas sukses ini
b. Kita menyadari diri sebagai
pembantu-pembantu Allah (bdk. Maria: Aku ini hamba Tuhan ....)
i.
Melanjutkan
karya penciptaan dan meneruskan karya penebusan Kristus
ii.
Memberi
yang terbaik
iii.
Mengerahkan
segala daya dan upaya (bakat dan kemampuan)
c. Dunia
(komunitas, lembaga, biara) diserahkan kepada tanggungjawab kita
d. Kita diperhatikan oleh umat dan juga oleh
orang non kristen
8. Bagaimana mencapai sukses
a. Tindakan yang nyata (Mat 7:21)
i.
”Perbuatan
yang baik itu bukannya perbuatan yang hanya dilaksanakan dengan kemauan yang baik
tanpa meminjau hasilnya. Perbuatan yang baik ialah perbuatan yang
dikerjakan sesuai dengan kehendak Pencipta.” (Roman Guardini)
ii.
Boarawan
dipanggil untuk menjadi orang menampilkan wajah dan hidup Yesus
b. Keahlian, kepandaian dan kompetensi
i.
The right man on the right place
ii.
Di dalam melaksanakan tugas yang semulia ini adalah
mutlak perlu bahwa putra-putri kami
cakap dalam bidang profesinya masing-masing, serta melaksanakan jabatan mereka
dengan cara-cara yang paling efektif (MM, no. 241)
iii.
Sukses tidaklah mungkin tanpa keahlian
c.
Melihat keseluruhan Tugas
i.
Kita tidak boleh hanya focus hanya pada satu bidang
saja tanpa memperhatikan keseluruhan (kita ada kecedrungan seperti itu)
ii.
Contoh Petani jagung. Ia tidak hanya memperhatikan
kesuksesan dirinya saja tetapi juga harus memperhatikan kesuksesan orang lain juga
iii.
Mengandaikan hidup yang seimbang, baik sebagai biarawan
maupun tidak
d.
Hasil yang baik hanya dicapai dengan Bekerjasama
i.
Manusia adalah mahkluk social di mana saja ia selalu
hidup bersama orang lain
ii.
Dibutuhkan sikap menghargai dan menghormati orang lain dalam
semangat gotong royong dan juga bhineka
tunggal ika
iii.
Kita diselamatkan bukan sendiri-sendiri melainkan
sebagai anggota jmeaat, biara atau komunitas
e.
Usaha Kita dalam Kristus
i.
Yakin
bahwa tanpa Kristus usaha kita akan menjadi mandul dan kehilangan arah
ii.
Semakin
kita ”menghampakan diri” semakin Roh Kudus dpat menyelami kita danbekerja dalam
diri kita. Selalu ada ruang untuk Kristus
f. Sanggup Menghadapi Kegagalan
i.
Hidup
tidak selalu berhasil, walaupun kita tidak pernah menghendaki untuk menjadi
orang yang gagal
ii.
Hidup
itu selalu ada salib: salah paham, diskomunikasi, problem dengan atasan,
kekecewaan, fitnah dll
iii.
Tidak
mudah menyerah bila menghadapi berbagai macam kesulitan dan hambatan
g. Perlu Keberanian
i.
Keberanian
dalam nama Yesus: ”datang bukan membawa damai melainkan membawa pedang” (Mat
10:34)
ii.
Berhasil
tidaknya suatu usaha tidak dapat dipastikan sebelum segala usaha telah dicoba (contoh
Thomas Alfa Edison)


















